Minggu, 04 Juli 2010

PANDANGAN KAUM ORIENTALIS TENTANG USLUB ALQURAN

A. Pendahuluan
Alquran menurut pandangan dan keyakinan kaum Muslimin adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Pandangan yang demikian sudah tentu tidak selalu diterima oleh orang-orang non Muslim. Sebab pada umumnya mereka berpendirian bahwa Alquran itu tidak lain adalah hasil karya Nabi Muhammad Saw.
Sebagai bukti bahwa Alquran tersebut bersal dari Allah ialah bahwa tidak ada seorangpun dalam sejarah, yang pernah mampu menandingi dan menyamainya, baik dari segi kepatahan dan keindahan bahasanya, gaya dan susunannya, dan nilai sastranya maupun dari segi kepadatan dan kebenaran isinya.
Alquran yang tersusun dari bahasa Arab merupakan mukjizat Rasul, dalam menandingi segala bentuk syair-syair kaum kafir Quraisy. Susunan bahasanya indah dan menarik, laksana prosa dan puisi, tapi dia bukan prosa dan puisi. Keindahan bahasanya adalah karena dia terjemahan wahyu ilahi yang keluar dari ucapan Nabi. Sehingga para ahli syair Jahiliyah tidak mampu menandinginya.
Alquran karim sebagaimana tudingan Goldziher dan rekan-rekannya adalah karangan Nabi Muhammad Saw. atau merupakan ekspresi jiwanya dalam mengarungi kehidupannya pada masa permulaan dakwahnya di Makkah dan pada masa belakangan di Madinah. Diatas dasar yang lemah dan rapuh inilah Goldziher membangun semua kepalsuan dan kebohongannya dengan meminta bantuan pandangan rekan-rekannya sesame orientalis.
Sendainya alquran itu hasil karya Nabi Muhammad Saw, tentunya gaya bahasa Alquran tidak berbeda dengan gaya bahasa yang dipakai dalam hadis-hadis beliau.
Sesuae dengan judul tersebut diatas maka uraian pembahasannya, mengenai seputar Uslub alquran, bagaimana pandangan kaum Orientalis tentang Uslub Alquran. dan bagaimana bantahan terhadap pendapat Goldziher.

B. Seputar Uslub Alquran
Alquran mempunyai gaya bahasa yang khas yang tidak dapat ditiru para sastrawan Arab sekalipun, karena susunan yang indah yang berlainan dengan setiap susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat Alquran memakai bahasa lafazh mereka, tetapi ia bukan puisi, prosa, atau syair dan mereka tidak mampu membuat yang seperti itu meniru Alquran. Mereka putus asa lalu merenungkannya, kemudian mereka merasa kagum dan menerimanya, lalu sebagian masuk Islam.
Bahasa atau kalimat-kalimat Alquran menakjubkan, berbeda sekali dengan kalimat-kalimat bukan Alquran. Ia mampu mengeluarkan sesuatu yang abstrak kepada fenomena yang kongkrit, sehingga dapat dirasakan ruh dinamikanya. Adapun huruf tidak lain hanyalah simbol makna-makna, sementara lafazh memiliki petunjuk-petunjuk etimologis yang berkaitan dengan makna-makna tersebut. Menuangkan makna-makna yang abstrak tersebut kepada batin dan kepada hal-hal yang bisa dirasakan, yang bergerak di dalam imajinasi dan perasaan, bukan hal yang mudah dilakukan.
Termasuk kesulitan seseorang ialah menundukkan seluruh kata dalam suatu bahasa, untuk setiap makna dan imajinasi yang digambarkannya. Sementara Alquran tidak berbicara dengan sebuah kata kecuali sejalan dengan makna yang dikehendak dan pada tingkat kedalaman yang tinggi.
Keindahan uslub Alquran mengagumkan orang-orang Arab dan bukan Arab. Kehalusan bahasa, keindahan dalam ekpresi, ciri-ciri khas balaghahnya baik yang abstrak maupun yang kongkrit, dapat mengungkapkan rahasia keindahan dan kekudusan Alquran. Barang siapa yang mampu menggali rahasia balaghah Alquran itu, dia akan bisa mengeluarkan khazanah kandungannya. Di dalam Alquran terkandung nilai-nilai istimewa di mana tidak akan terdapat dalam ucapan manusia menyamai isi yang terkandung di dalamnya.
Nabi Saw. pernah menantang orang-orang kafir untuk bertanding melawan Alquran. Ternyata mereka tidak mampu menandingi dan kebingungan. Jago-jago Arab menjadi bungkam seribu bahasa. Tantangan tersebut dikemukakan pada masa dimana kemampuan untuk menunjukkan dan merealisasikan bidang sastra memungkinkan, dan bakat bangsa Arab dalam lapangan ini tumbuh dengan subur.
Al-Zarkani menyatakan bahwa bahasa Arab sejak turunnya Alquran sampai saat ini telah dilalui dengan berbagai fase antara pasang surut, meluas dan menyempit, bergerak dan statis serta modrn dan kolot. Sedangkan Alquran dalam suatu fase berada dalam semua keadaan dan fase berada pada kedudukan yang paling atas yang akan menguasai semuanya. Alquran tetap akan memancarkan nur dan hidayahnya, melimpahkan keaslian dan keagungannya, mengalirkan kelembutan dan kebesaran, mengeluarkan keindahan dan kemegahan, alquran senantiasa membawa bendera kemu'jizatan dan mengajak bertanding dengan bangsa-bangsa dunia dengan penuh keyakinan dan kepercayaan sambil mengatakan kebenaran dengan jelas lagi kuat dan menyatakan kekuatan serta kemampuan kemu'jizatannya.
Alquran al-Karim dalam uslubnya yang menakjubkan mempunyai beberapa keistimewaan, diantaranya:
1. kelembutan Alquran secara lafziah yang terdapat dalam susunan suara dan keindahan bahasanya.
2. Keserasian Alquran baik untuk orang awam maupun kaum cendikiawan dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan Alquran
3. Sesuae dengan akal perasaan, dimana alquran memberikan doktrin pada akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus
4. Keindahan sajian Alquran serta susunan bahasanya, seolah-olah merupakan suatu bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan tanggapan serta perhatian.
5. Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam dalam bentuknya, dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa lafazh dan susunan yang bermacam-macamyang semuanya indah dan halus.
6. Alquran mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global dan bentuk yang terperinci.
7. Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat. (yang dikemukakan).

C. Pendapat Orientalis tentang Keindahan bahasa Alquran
George Sale: Di seluruh dunia diakui bahwa Alquran tertulis dalam bahasa Arab dengan gaya yang paling tinggi, paling murni, diakui sebagai standar bahasa Arab dan tidak dapat ditiru oleh pena manusia, oleh karena itu sebagai mukjizat yang besar lebih besar daripada membangkitkan orang mati. dan itu saja sudah cukup memeyakinkan dunia bahwa kitab itu berasal dari Tuhan.
DR. John Naish: Alquran dalam bahasa Arab mempunyai keindahan deduktif dan gaya tariknya. Didapatkan dalam gaya bahasa yang yang singkat dan cemerlang. Kalimat-kalimatnya yang pendek dan penuh isi, seiring, berirama, mempunyai tenaga expressif dan enersi yang eksflossif, yang terlalu sukar diterjemahkan kata demi kata.
F. F. Arbuthnot: Dari segi pandangan kesusastraan, Alquran dipandang sebagai pola bahasa Arab yang paling murni, tertulis dalam setengah puisi dan setengah prosa. Telah dikatakan bahwa dalam beberapa ahli tatabahasa telah menetapkan hukum-hukum tatabahasa mereka untuk sesuae dengan ungkapan ungkapan tertentu. dan walaupun telah dicoba untuk menghasilkan suatu kerja seperti itu dalam hubungannya dengan seni sastra, tidak ada yang telah berhasil.
DR. Henry Stubbe: yang nyata ialah bahwa saya tidak pernah menjumpai penulis-penulis berpengetahuan yang membantah tentang keindahan bahasa Alquran yang sudah umum dihargai sebagai standar dan kesusastraan Arab.

C. Pandangan Goldziher tentang Uslub Alquran
Goldziher menganggap Alquran sebagai perkataan Nabi Muhammad Saw yang metodenya mengalami perubahan sesuae dengan perubahan tabiat pribadi beliau. Goldziher mengatakan:
Sesungguhnya perubahan tabiat pribadi Muhammad telah mempengaruhi perubahan uslub (metode) Alquran, tentang bentuk dan sastranya. Pada periode Makkah tutur katanya bernada keras dan pedas, namun periode Madinah semangat kenabian kentara dalam menyampaikan wejangan-wejangannya. Dipakainya metode yang berangsur dari yang terendah dahulu. Kekuatan vokal Alquran telah melemahkan semangat sastranya, meskipun dipergunakannya sajak pada bagian Alquran yang turun di Madinah.
Goldziher mengulangi tuduhannya ini dalam halaman-halaman yang lain dan susunan kalimat-kalimat yang berbeda-beda, namun tuduhannya tetap itu-itu juga. Meskipun dipakainya kalimat yang bermacam-macam, namun kebohongannya tetap itu-itu pula. Tuduhan dan kebohongannya justru membongkar dan menyingkapkan kebodohannya tentang balaghah (sastra) Arab yang selalu mempergunakan kalimat, kata-kata dan ungkapan yang sesuae dengan muqtadlal-hal. Meskipun ada penulis Arab yang menyebut Goldziher sebagai orang yang cerdas, yang tajam pandangannya, dan telah lama melakukan studi terhadap Alquran dan tafsirnya serta mahzab-mahzab yang berbeda-beda, namun pada kenyataannya ia tak beranjak dari kebebalannya serta berbelit-belit.

D. Bantahan Terhadap Tuduhan Goldziher
Goldziher tidak memahami dengan baik perubahan makna yang ditunjuki oleh metode penyampaian yang berbeda-beda. Dalam masalah pembagian waris misalnya, maka kalimat yang dipakai dalam ayat tersebut tidak menggetarkan perasaan, berbeda dengan ayat yang membicarakan kengerian hari kiamat. Dalam ayat tersebut dipakai kalimat-kalimat yang menggetarkan perasaan dan menggetarkan bulu roma. Begitu juga dalam membicarakan keagungan Allah pada waktu memikirkan keindahan dan kebesaran alam, dipakai metode yang lain lagi, yang berbeda dengan metode yang dipergunakan dalam membicarakan masalah hukum perkawinan dan talak. Gaya bahasa alquran sesuae dengan situasi, kondisi, maksud dan tujuannya.

E. Kesimpulan
Alquran mempunyai gaya bahasa yang khas yang tidak dapat ditiru para sastrawan Arab sekalipun, karena susunan yang indah yang berlainan dengan setiap susunan dalam bahasa Arab. Bahasa atau kalimat-kalimat alquran menakjubkan, berbeda sekali dengan kalimat-kalimat bukan Alquran. Ia mampu mengeluarkan sesuatu yang abstrak kepada fenomena yang kongkrit.
Secara jujur sebagian dari orientalis Barat mengakui keindahan susunan bahasa Alquran yang merupakan standar bahasa Arab dan menurut mereka gaya bahasanya tidak dapat ditiru pena manusia. Diantara tokoh orientalis tersebut adalah: George Sale, Dr. John Naish, F. F. Arbuthnot, dan Dr. Henry Stubbe.
Goldziher berpendapat bahwa perubahan tabiat pribadi Muhammad telah mempengaruhi perubahan uslub (metode) Alquran, tentang bentuk dan sastranya Tuduhan dan kebohongan Goldziher itu justru membongkar dan menyingkapkan kebodohannya tentang balaghah (sastra) Arab yang selalu mempergunakan kalimat, kata-kata dan ungkapan yang sesuae dengan situasi dan kondisi.

DAFTAR PUSTAKA
Agil Husi al-Munawar, Said, Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Ciputat, PT. Ciputat Press. 2005.
Athailah, A, Sejarah Alquran, Vertifikasi tentang Otentisitas Alquran, Banjarmasin, Antasari Press, 2007.
Hashem, M, Kekaguman Dunia terhadap Islam, Bandung, CV. Pelita, t. th.
Ja'far, Abidin, Orientalisme dan Studi tentang Bahasa Arab, Yogyakarta, CV. Bina Usaha, 1987, Cet. I.
M. Jamal, A, Membuka Tabir Upaya Oerientalis dalam Memalsukan Islam, Bandung, CV. Diponegoro, 1991.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar